Siang hari. Akhir pekan minggu ketiga dari bulan Maret. Siang tak terik tak mendung pula. Sebelum beranjak bermesraan dengan tugas harianku. Pikiran melayang sejenak tentang kampung binaan. Tak lain tak bukan, di sanalah objek liputan minggu ini. Bersama temanku, Oppy, kami mulai dengan peralatan selayaknya reporter dan cameramen. Sedikit bercerita tentang kampung binaan, istilah ini berasal dari salah satu program kerja BEM FTI ITS. Tepatnya Kampung Binaan Tendaku. Tenda yang berarti sebuah rumah singgah sementara. Rumah perlindungan sesaat. Namun, memberikan pengalaman tak terlupakan selamanya. Memang program Kampung Binaan Tendaku hanya dilaksanakan beberapa kali tiap bulannya. Secercah harapan mulai terbit di antara orang seorang. Itulah yang saya tangkap sebelumnya dan hanya sesaat dari sedikit cerita teman saya.
Kamera, baterai, seragam polo shirt hitam kebanggan kami kenakan. Tak lupa mio biru milik Oppy senantiasa menemani. Kampung yang saya liput terletak tak jauh dari kampus. Jalan pun tak susah ditemui. Tak ada kendala. Sesaat kemudian, saya cepat-cepat meralat perkataan saya. Anggapan tak sesuai kenyataan. Jalan yang awalnya sudah terbiasa dalam peglihatan saya, kini buram berliku-liku. Panas menyengat. Matahari sedang senang-senangnya membagi kebahagiaan kepada kami. Sangat cerah dan sangat panas. Jalan sempit nan lurus memanjang. Fatamorgana membanjiri pandangan kami. Sedikit melempar fokus ke kanan kiri, tak ada rumah, toko, bahkan mnimarket yang masih kami temui di jalan sebelumnya. Gunung sampah, banjir sampah, dan truk sampah. Semua tentang sampah. Beruntunglah kami masih bisa menikmati semak-semak hijau dan sedikit angin segar menyentil hidung kami. Sentilan sebelum sempat membaui aroma sampah di perjalanan sebelumnya.
Pintu gerbang kampung tersenyum ke arah kami. Akhirnya kami sampai juga. Terbuat dari rangka bambu yang terlihat sederhana. Hanya dipaku , tanpa cat apapun. Cat hijau alami warna bambu tentunya. Tak ada sama sekali kesan mewah apalagi mahal. Sudah saya duga, di sinilah mata pencaharian mereka. Sampah bertebaran setiap kami melempar pandangan. Benang layang-layang mengiringi motor kami. Beberapa anak kecil menyambut kami dengan asing dan sedikit selidik. Rumah dibangun seadanya, tetap sampah menjadi hiasan utama di sini. Sedikit banyak ayam berkokok , berlari-lari kesana kemari tanpa takut tertabrakan dan ditabrak Apalagi malu dengan kami. Sedikit intermezo setelah bercapek-capek menemukan tempat yang kami kira tidak mungkin di seantero jalan Keputih. Namanya Keputih Tegal.
Terlihat rame sekali,banyak motor, mobil, dan tentunya mahasiswa berjaket merah. Dan itulah teman-teman kami semuanya. Kami datang terlambat tepat 40 menit. Namun belum terlambat untuk berpartisipasi kan? Tema pada Tendaku kali ini tentang aplikasi teknologi dan sosialisasi pentingnya pendidikan. Antusiasme mereka cukup kami respon baik. Dan itulah yang kami harapkan. Kamera mulai kami nyalakan. Sorotan kamera pertama diwarnai dengan senyuman riang anak-anak kecil. Menggerombol, tertawa, takut, malu-malu saat saya mulai mendekati mereka. Tanpa sengaja, ada anak kecil yang sengaja mencegat saya tiba-tiba. Dengan sedikit heran langsung pertanyaan saya lontarkan
"Iya adek, ada apa?"
"kakak bawa permen gak ?"
"Yah enggak adek"
"Yah..yaudalah", nyelonong pergi begitu saja.
Sempat menahan tawa karena wajah lucu dari seorang laki-laki kecil itu. Ekspresi sangat natural. Selang beberapa menit kedepan,
"kak kakak. gak jadi deh aku udah dapet eskrim kok", sambil menjilati eskrim dan menunjukkan eskrim yang cair belepotan di mulutnya.
aku , "?????"
menahan tawa lagi sedetik kemudian tertawa dalam hati. "haduh anak ini lucu banget sih(so weird :P)", hehehe.
Minggu tersebut terlihat beda dengan hari minggu yang lainnya. Cerita terus berlanjut hingga salah satu objek menjadai bahan hunting hari itu. Tertulis " Maaf dilarang buang air besar di sini". De javu semenit. Tulisan tersebut hampir setiap kali saya temui di manapun. Eitss tapi di amnapun except toliet, karena tanpa ditulis pun nurani dan nafsu kita tidak akan mengindahkan tulisan itu. Alasannya yang pasti saya dan Anda pasti tahu. Namun, tulisan tersebut terpampang di toilet yang seyogyanya tempat itulah yang kita tuju untuk membuat 'ke-absurd-an' kita. dengan berani dan mental hero, saya pun masuk ke toilet tersebut. Ke dalam dan lebih dalam. Hingga saya menemukan sesuatu yang menjadi alasan utama mengapa tulisan tersebut ada. Sumur tua, IPTL yang entah masih berguna atau tidak, danau buatan yang tidak sejernih kita harpkan, dua perahu yang dibuat seadanya dan dihiasai dengan bendera-bendera kain bekas menjadi pemandangan dan terlihat melengkapi toilet dan alasan saya.
"Pik(red. Oppy), u wanna know?", sambil ngeledek
"Aku menemukan sesuatu yang menjadi alasan mengapa toilet ini ditutup?"
"Apa fi(red.saya), jangan-jangan itu ya??e**k yaaa?
Belum menjawab, dengan seketika saya memberanikan diri memberikan solusi dan menikmati tanpa sia-sia tempat itu. :P
"Ayooo fotoin aku dong"
Seketika Oppy switch ke camera, dan Cheerrrrrrrrrs!!!
"Opps , fi ternyata gak bisa handycamnya, gimana dong"
--------(closing)---------
Handycam-nya sudah memberikan alert untuk tidak mengambil gambar tersebut. Hahhahahahaha. Handycam aja tau mana gambar yang normal atau tidak. :p (sebelumnya pose menutup hidung di dekat wc yang ada e**k ya dan diliatin orang sekitar)
Cerita tak berhenti di sini, masih dilanjutkan dan terus berlanjut. Jalan-jalan saya akhiri sejenak. menikmati pandangan yang tentunya asing bagi saya dan Oppy. Oya, sempat lupa mahasiswa ITS yang tergabung dalam BEM FTI juga memberikan pengarahan dan pengenalan akan pentingnya teknologi dan inovasi. Kamera mulai berfokus pada Inovasi jahe instan dan teknologi penjerhihan air kotor. Kamera sedikit bergoyang karena desakan dari masyarakat setempat mengerumuni Wedang Jahe Instan. Sedikit goyang dan akhirnya mati. Terlihat Oppy mematikan kamera sejenak, menghela napas, dan berkata "istirahat dan neduh dulu yuk ".
--Bersambung dulu ya :) --
"Iya adek, ada apa?"
"kakak bawa permen gak ?"
"Yah enggak adek"
"Yah..yaudalah", nyelonong pergi begitu saja.
Sempat menahan tawa karena wajah lucu dari seorang laki-laki kecil itu. Ekspresi sangat natural. Selang beberapa menit kedepan,
"kak kakak. gak jadi deh aku udah dapet eskrim kok", sambil menjilati eskrim dan menunjukkan eskrim yang cair belepotan di mulutnya.
aku , "?????"
menahan tawa lagi sedetik kemudian tertawa dalam hati. "haduh anak ini lucu banget sih(so weird :P)", hehehe.
Minggu tersebut terlihat beda dengan hari minggu yang lainnya. Cerita terus berlanjut hingga salah satu objek menjadai bahan hunting hari itu. Tertulis " Maaf dilarang buang air besar di sini". De javu semenit. Tulisan tersebut hampir setiap kali saya temui di manapun. Eitss tapi di amnapun except toliet, karena tanpa ditulis pun nurani dan nafsu kita tidak akan mengindahkan tulisan itu. Alasannya yang pasti saya dan Anda pasti tahu. Namun, tulisan tersebut terpampang di toilet yang seyogyanya tempat itulah yang kita tuju untuk membuat 'ke-absurd-an' kita. dengan berani dan mental hero, saya pun masuk ke toilet tersebut. Ke dalam dan lebih dalam. Hingga saya menemukan sesuatu yang menjadi alasan utama mengapa tulisan tersebut ada. Sumur tua, IPTL yang entah masih berguna atau tidak, danau buatan yang tidak sejernih kita harpkan, dua perahu yang dibuat seadanya dan dihiasai dengan bendera-bendera kain bekas menjadi pemandangan dan terlihat melengkapi toilet dan alasan saya.
"Pik(red. Oppy), u wanna know?", sambil ngeledek
"Aku menemukan sesuatu yang menjadi alasan mengapa toilet ini ditutup?"
"Apa fi(red.saya), jangan-jangan itu ya??e**k yaaa?
Belum menjawab, dengan seketika saya memberanikan diri memberikan solusi dan menikmati tanpa sia-sia tempat itu. :P
"Ayooo fotoin aku dong"
Seketika Oppy switch ke camera, dan Cheerrrrrrrrrs!!!
"Opps , fi ternyata gak bisa handycamnya, gimana dong"
--------(closing)---------
Handycam-nya sudah memberikan alert untuk tidak mengambil gambar tersebut. Hahhahahahaha. Handycam aja tau mana gambar yang normal atau tidak. :p (sebelumnya pose menutup hidung di dekat wc yang ada e**k ya dan diliatin orang sekitar)
Cerita tak berhenti di sini, masih dilanjutkan dan terus berlanjut. Jalan-jalan saya akhiri sejenak. menikmati pandangan yang tentunya asing bagi saya dan Oppy. Oya, sempat lupa mahasiswa ITS yang tergabung dalam BEM FTI juga memberikan pengarahan dan pengenalan akan pentingnya teknologi dan inovasi. Kamera mulai berfokus pada Inovasi jahe instan dan teknologi penjerhihan air kotor. Kamera sedikit bergoyang karena desakan dari masyarakat setempat mengerumuni Wedang Jahe Instan. Sedikit goyang dan akhirnya mati. Terlihat Oppy mematikan kamera sejenak, menghela napas, dan berkata "istirahat dan neduh dulu yuk ".
--Bersambung dulu ya :) --
3 comments:
thanks to Oppy and her hubby :P
lke to be model at the place above, and I'll point thus that there are still many place like that around ITS.
wah, tau gitu kemaren bikin film dokumenter tentang ini aja...
(menyesal tiada berguna :D)
lets by gone be by gone :P
ayoo take film lagi...(rambo)
Posting Komentar